Bermain, Belajar dan Berpikir kritis Pada Pembelajaran Fisika Sebagai Aksi Nyata Modul 1.1 Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara di Kelas XI MIPA 2
Penulis : Nurlaili Firdausi, S.Pd
Unit Kerja : SMA ISLAM KEPANJEN
CGP : Angkatan ke - 5 Kabupaten Malang
Sekitar hari Selasa, tanggal 17 Mei 2022 pagi hari pkl 06:30 WIB saya menjalankan aktivitas mengajar seperti biasa, saya mengajar kelas XI MIPA 2 dan kegiatan pendidikan guru penggerak baru saja dimulai, . kegiatan pembelajaran di mulai dengan membaca Al-Qur'an kemudian dilanjutkan berdo'a. Pada saat itu kondisi masuk pertama saya setelah liburan panjang Idul Fitri. Kegiatan pembelajaran saya buka dengan bercerita dan berbincang-bincang dengan siswa. Ada beberapa siswa yang menceritakan mengenai senangnya mereka pulang ke kampung halaman orang tua. Pada saat itu ada sebuah pertanyaan dari saya "bagaimana rasanya masuk sekolah setelah libur panjang?". Banyak diantara mereka yang menjawab "mengapa kok tidak daring saja bu?" . Pertanyaan ini membuat hati saya terhentak, saya tanyakan kembali mengapa kamu sekarang suka belajar daring, padahal kan dulu banyak yang mengeluhkan pembelajaran ini karena banyak yang tidak paham materi?. Sebagian besar siswa tersebut menjawab "pembelajaran daring enak bu bisa santai-santai di rumah". Saya menjawab bahwa pembelajaran di sekolah lebih menyenangkan kalian bisa bertemu teman-teman, bertemu guru langsung bertanya bila ada kesulitan, dan tentunya kenangan kebersamaan satu kelas seperti inilah yang nantinya akan kalian rindukan ketika sudah lulus. Kemudian sang anak hanya menganggukkan kepalanya setelah saya beri semangat dan motivasi.
Setelah kegiatan pembelajaran itu usai, pertanyaan yang dilontarkan mayoritas siswa tadi masih membekas dalam ingatan saya. Pada saat itu yang saya pikirkan mengapa siswa ini malah memilih menginginkan belajar di rumah daripada belajar bersama guru. Itu menjadikan evaluasi dalam mengajar saya. Saya menyadari banyak sekali siswa di awal pandemi banyak mengalami kesulitan,tetapi seiring berjalannya waktu setelah dua tahun lebih anak akan mulai beradaptasi dan terbiasa dengan pembelajaran dari rumah, tentu siswa mengalami kondisi “nyaman dengan keadaan”. Pada masa transisi inilah sebenarnya tantangan terbesar seorang pendidik. Siswa yang terbiasa dirumah belajar mandiri harus beradaptasi lagi dengan berangkat pagi, mengikuti upacara bendera, mengikuti kelas offline dan ini tidak mudah bagi mereka. Beberapa hasil wawancara secara langsung dengan siswa, banyak siswa yang mengatakan lebih senang belajar di rumah karena lebih bebas, lebih santai karena tidak harus datang pagi-pagi ke sekolah, tidak harus lelah berdiri selama apel pagi, lebih bebas menggunakan HP, Maka dari itu saya perlu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan di kelas saya.
Semenjak mengikuti pendidikan guru penggerak, di awal modul saya di suguhi mengenai filosofi pendidikan KHD dan cerita sejarahnya yang sangat menginspirasi. Salah satu pokok pikiran KHD bermain adalah tuntutan jiwa anak untuk menuju kearah kemajuan hidup jasmani maupun rohani. Pemikiran KHD ini menjadi bahan untuk berpikir kritis saya. Mulai dari anak lahir sampai usia dewasa, bermain adalah hal utama dan menyenangkan bagi mereka. Siswa SMA sekarang banyak sekali yang menyukai game di HP, bahkan kebanyakan dari mereka tidak tidur karena game tersebut. Ini membuktikan bermain itu bukan hanya untuk usia kecil saja, dewasa pun butuh bermain. Atas dasar itulah saya mengambil sebuah ide/gagasan mengenai bermain sambil belajar ala siswa SMA.
Kegiatan Perencanaan (Minggu ke tiga bulan Juni 2022)
Gagasan ini saya mulai dengan mendiskusikan bersama supervisor saya selama di sekolah. Di sekolah saya terdapat supervisor setiap rumpun mapel (supervisor adalah guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah melalui SK untuk memantau administrasi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran di sekolah). Setiap satu tahun sekali saya selalu disupervisi oleh supervisor serta berdiskusi saling bertukar pikiran untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.selama pembelajaran berlangsung supervisor selalu menemani, memantau dan mendokumentasi kegiatan.
Gambar 1. Kegiatan diskusi membuat perencanaan pembelajaran
Perencanaan untuk aksi nyata ini, saya mengajak rekan supervisor untuk berdiskusi membuat RPP yang akan kita implementasikan kepada siswa. Kami menggunakan materi fluida dinamis dan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Discovery Learning adalah model pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar secara aktif yang akan membimbing peserta didik untuk menemukan dan mengemukakan gagasannya terkait topik yang dipelajari (Arends, 2015, hlm. 402)
Kegiatan Aksi Nyata (Selasa, 24 Mei 2022)
Kemudian, saya selaku guru mengimplementasikan rancangan pembelajaran ke siswa.Pada kegiatan pendahuluan, saya memberikan motivasi dan apersepsi mengenai materi fluida dinamis dengan menunjukkan beberapa aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang ada di sekitar lingkungan siswa contohnya adalah fenomena semprotan untuk memandikan burung yang saya bawa di kelas, video anak menyiram tanaman. Ada beberapa siswa yang menyampaikan ide serta gagasannya. Kemudian siswa mengerjakan pretes dalam bentuk game quiziz.
Gambar 2. Kegiatan Apersepsi dan Motivasi Gambar3. Kegiatan Pretes game QuizizPada kegiatan inti siswa diajak keluar bermain dengan air dan kertas untuk membuktikan ide yang sudah disampaikan. Sambil bermain air siswa belajar untuk menganalisis suatu permasalahan
Gambar 4. Kegiatan Praktikum
Kemudian pada kegiatan penutup, siswa diajak untuk mempresentasikan apa yang sudah didiskusikan bersama teman sekelompok dan diakhiri dengan postest.
Gambar 5. Kegiatan PresentasiGambar 6. Kegiatan Konsultasi dan Evaluasi Bersama supervisor
Hasil Aksi Nyata yang dilakukan
Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penuh antusias mulai dari kegiatan quiziz sampai dengan memberikan kesimpulan. Kegiatan yang dilakukan menggunakan media air, selang dan gelas ukur sehingga beberapa siswa terlihat bajunya basah, ada yang disemprotkan ke temannya tetapi mereka senang dengan kegiatan tersebut karena dengan bermain bisa menjawab pertanyaan - pertanyaan dari fenomena yang ditampilkan ketika apersepsi.
Kegagalan Dan Keberhasilan dari Pelaksanaan Pembelajaran
Kegagalan
Tidak semua siswa memiliki sifat mandiri, percaya diri menampilkan hasil diskusinya.Pada saat itu saya mengaja salah satu siswa yang diam untuk maju kedepan memberikan pendapatnya. Karena siswa tidak percaya diri akhirnya terdapat kemoloran waktu. Sebagai guru saya memberikan motivasi, akhirnya siswa tersebut mau maju ke depan
Keberhasilan
Munculnya sikap saling kerjasama, sikap kreativitas, sikap saling menghargai pendapat
Rencana Perbaikan Di masa Datang
Secara kontinyu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran berpihak pada murid (student centred) yang saya lakukan dan selalu belajar untuk inovasi-inovasi pembelajaran yang lain
Testimoni positif saya dapatkan baik dari supervisor maupun siswa. Berikut video testimoni dari supervisor dan dari siswa kelas XI MIPA 2.
Supervisor saya ibu putriani puji kk, S.Pd mengatakan bahwa selama pembelajaran siswa sangat antusias dan bersemangat dalam belajar. Semua siswa aktif mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran. Apa yg bu laili lakukan di kelas merupakan salah satu perwujudan merdeka belajar siswa merasa senang belajar tdk ada keterpaksaan.
Salah satu siswa di kelas XI MIPA 2 Vina Habibah camellia memberikan testimoni bahwa pembelajaran yang saya gunakan sangat menyenangkan, selalu memberikan inovasi baru dalam pembelajaran contohnya adalah dengan menggunakan game quizizz, metode menghafal dengan bernyanyi.
Setiap anak itu unik dan memiliki karakter yang beragam. Jika kita bisa menemukan dan menuntun potensi itu, maka keselamatan dan kebahagian melalui merdeka belajar akan tercapai
No comments:
Post a Comment