KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4
PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH
Nurlaili Firdausi, S.Pd CGP ANGKATAN V
A. Kesimpulan
Mengikuti Program guru penggerak
merupakan hal yang luar biasa. Program ini membuat saya berefleksi tentang
pembelajaran yang sudah saya lakukan selama 11 tahun mengajar dan selama
belajar modul ini saya juga melakukan pemenahan-pembenahan pada proses
pengajaran di kelas sebagai guru mata pelajaran dan juga sebagai wali kelas
tentang pembinaan pada murid. Pemahaman tentang modul 1 yang terdiri dari 4
modul membuat saya paham mengenai apa yang seharusnya saya lakukan sebagai
pendidik.
Pada modul 1.1 Filosofi Ki Hajar
Dewantara menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dari
dasar itulah saya sadar bahwa saya sebagai pendidik harus mampu menebalkan
perilaku baik anak agar tumbuh budi pekerti, watak dan karakter yang baik.
Untuk mengimplementasi tujuan dari
pendidikan diperlukan seorang pendidik yang memiliki karakter yang baik yang
sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak pada modul 1.2. Karakter seorang
guru akan menjadi panutan bagi para peserta didiknya. Suka atau tidak, segala
perilaku kita akan mendapatkan sorotan dari peserta didik dan lingkungan
sekitar. Guru yang memiliki karakter baik akan mampu menjadi teladan yang baik
pula bagi rekanan dan peserta didiknya. Terdapat lima nilai yang harus ada
dalam jiwa seorang Guru Penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif, dan berpihak pada murid.
Pembelajaran berpihak pada murid
membuat kita berefleksi sudahkah kita menerapkan student centred pada pembelajaran kita?ataukah anak kita masih
merasa terpaksa dalam belajar?Pada modul 1.3 visi guru penggerak inilah kita
mempelajari tentang bagaimana manusia tergerak, bergerak dan menggerakkan. Kita
mempelajari mengenai bagaimana kita mampu memunculkan pemikiran kritis siswa
melalui ota luhur manusia, kita juga mempelajari tentang teori gunung es
mengenai karakter yang bisa muncul karena penanaman pembiasaan baik dan
mengenai lingkaran pengaruh tentang bagaimana kita bisa menggerakkan orang di
sekitar kita.
Untuk mengimplementasikan
pembelajaran yang berpihak pada murid sangat penting sekali mewujudkan budaya
positif di sekolah sesuai dengan modul 1.4. Setelah mempelajari modul ini saya
merasa pembinaan yang saya rasa sudah benar ternyata perlu ditinjau ulang.
Sebagai wali kelas, saya sering menghadapi siswa yang melanggar peraturan.
Sebelumnya saya sering melaksanakan teori kontrol sebagai teman, karena sesuai
pengalaman sebelumnya juga saya sering memarahi dan memberi hukuman terhadap
siswa saya. Hasilnya murid tidak merasa bersalah malah dihatinya muncul dendam
terhadap saya, akhirnya saya mengubah metode saya dengan melaksanakan teori
Kontrol sebagai teman. Akan tetapi hasilnya juga tidak sesuai yang diharapkan
karena murid hanya mau mengikuti saran saya, tetapi jika berbeda guru murid
akan kembali melanggar aturan.
Setelah saya mempelajari modul ini
saya menemukan teori kontrol yang sesuai untuk diterapkan di sekolah yakni
teori kontrol manajer dengan penerapan segitiga restitusi. Saya menerapkan
keyakinan kelas, teori kontrol dan segitiga restitusi ini pada sebagai wali
kelas pada siswa kelas XII MIPA 2 dengan menerapkan kesepakatan kelas yang
mereka tulis melalui aplikasi padlet, kemudian jika ada yang tidak sesuai
dengan kesepakatan, maka akan saya panggil dan memberikan mereka pertanyaan-pertanyaan
reflektif dan ternyata ini sangat membantu sekali murid mulai sadar terhadap
perilakunya yang tidak sesuai dengan kesepakatan kelas dan mencari sendiri
solusi terhadap masalah mereka. Dengan harapan ketika mereka kembali ke
kelompoknya maka mereka sudah memiliki karakter yang lebih kuat dari
sebelumnya.
Sebagai guru mata pelajaran saya
juga merasakan hal yang sama. Kegiatan pemberian penghargaan membuat murid
hanya memiliki motivasi saat ada hadiah, ketika siswa saya suruh untuk menjawab
dengan saya iming-imingi hadiah, maka banyak siswa yang berlomba-lomba menjawab
pertanyaan dari saya, tetapi ketika tidak ada hadiah maka banyak siswa yang
tidak berusaha untuk mencari jawaban.
Sesuai dengan yang saya pelajari pada modul 1.4, maka dari itu pentingnya memunculkan motivasi intrinsik agar mereka berubah karena dorongan internalnya sendiri. Saya menerapkan segitiga restitusi untuk mencapai tujuan tersebut. Diantaranya adalah terdapat tiga langkah dalam segitiga restitusi yaitu 1)menstabilkan identitas; 2)vaidasi tindakan yang salah; 3)menanyakan keyakinan
Langkah pertama adalah menstabilkan identitas jika anak berbuat salah maka ada kebutuhan dasar mereka yang tidak terpenuhi. Bagian restitusi ini memiliki tujuan merubah oarng yang gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses. Langkah kedua adalah memvalidasi tindakan yang salah. Konsep langkah kedua adalah kita harus memahami kebutuhan dasar anak tersebut. kemudian menanyakan keyakinan yani menghubungkan dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Refleksi Pemahaman modul 1.4
- Pemahaman Saya tentang konsep-konsep inti yang telah
saya pelajari di modul ini, yaitu:
-
Disiplin
positif :Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa
kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya.Jadi, disiplin positif merupakan
salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran
serta memberdayakan anak untuk melakukan sesuatu tanpa sogokan, ancaman, maupun
hukuman.
- Posisi kontrol : Terdapat lima posisi kontrol yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah, kelia posisi tersebut antara lain penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. Setelah saya mempelajari teori kontrol, posisi manajer adalah yang paing tepat untuk di terapkan di sekolah. Manajer adalah posisi mentor dimana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilahkan murid mempertanggungjawabkan perilaunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Bila kita menginginkan murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu pada restitusi yang menjadikan murid kita sebagai manajer bagi dirinya sendiri
-
Kebutuhan
dasar manusia : Kebutuhan Dasar Manusia terbagi atas 5 yaitu; Kebutuhan
bertahan hidup (Survival), Cinta dan kasih sayang (Love and belonging),
Kebebasan (freedom), kesenangan (fun) dan kekuasaan (power).
-
Keyakinan
Kelas merupakan nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang
disepakati bersama. keyakinan dapat memotivasi peserta didik karena merupakan
kesepakatn yang telah dibuat dan disepakati bersama-sama.
-
Restitusi
merupakan proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka sehingga mereka bisa kembalipada kelompok mereka dengan karakter yang
lebih kuat. Melalui restitusi ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi
dengan cara yang akan memungkinkan murid untuk membuat evaluasi internal
tentang apa dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan
mendapat kembali harga dirinya.
b.
Perubahan yang terjadi pada cara
berpikir Saya dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda
setelah mempelajari modul ini
Sebelum saya mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif,
saya beranggapan bahwa disiplin sangat erat hubungannya dengan tata tertib
sekolah peraturan sekolah, dan juga hukuman. Dan saat ini saya mengetahui
dengan sangat jelas bahwa hal tersebut sungguh sangat berbeda, sekarang saya
lebih mengerti bagaimana cara mendisiplinkan anak dengan tidak memberikan
hukuman, sehingga yang kita harapkan adalah terbangunnya motivasi intrisik
untuk memperbaiki diri dan efek jangka panjangnya siswa tidak akan mengulangi
hal tersebut walaupun tidak ada hukuman.
- Pengalaman
yang saya alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam
modul Budaya Positif baik di lingkup kelas sebagai wali kelas
1)
Membuat Kesepakatan dengan Kelas
melalui aplikasi Padlet
2)
Pembinaan siswa yang tidak menaati
kesepakatan kelas dengan menerapkan segitiga restitusi
- Perasaan Saya ketika menerapkan segitiga restitusi
Hal ini merupakan metode baru bagi
saya dan murid saya . Pada awal penerapan restitusi ini saya merasa siswa saya
lebih fokus pada perbaikan dirinya dan saya lebih fokus kepada pertanyaan
pertanyaan untuk perbaikan diri tersebut. Dari sini siswa paham mengapa kita
harus membuat kesepakatan untuk menumbuhkan keyakinan kelas dan menerapkannya
tidak hanya didalam kelas melainkan di lingkungan masyarakat.
- Hal-hal baik dan yang perlu diperbaiki terkait
pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut
Hal baik yang saya rasakan ketika
menerapkan restitusi adalah saya sebagai pendidik semakin meyakini bahwa metode
ini memang sangat efektif digunakan untuk menyelesaikan permasalahan siswa
khususnya pada siswa SMA, karena akan lebih memperkuat karakter baiknya untuk
jangka panjang. Hal yang perlu diperbaiki adalah dukungan dari guru yang lain
didalam kelas karena kalau kita sendiri yang melakukan dengan tidak didukung
guru yang lain dalam kelas, maka penerapan ini tidak akan terwujud dengan
maksimal.
- Posisi yang paling sering dipakai sebelum
mempelajari modul
Sebagai wali kelas, saya sering menghadapi siswa yang
melanggar peraturan. Sebelumnya saya sering melaksanakan teori kontrol sebagai
teman, karena sesuai pengalaman sebelumnya juga saya sering memarahi dan
memberi hukuman terhadap siswa saya. Hasilnya murid tidak merasa bersalah malah
dihatinya muncul dendam terhadap saya, akhirnya saya mengubah metode saya
dengan melaksanakan teori Kontrol sebagai teman. Akan tetapi hasilnya juga
tidak sesuai yang diharapkan karena murid hanya mau mengikuti saran saya,
tetapi jika berbeda guru murid akan kembali melanggar aturan. Setelah menerapkan
metode restitusi, siswa menjadi lebih paham dan tidak melakukan hal yang
melanggar kesepakatan bersama.
Sebelum mempelajari modul ini, Penerapan segitiga retsitusi
hanya sampai pada penstabilan identitas dan validasi tindakan karena waktu itu
saya belum pernah menerapkan kesepakatan kelas sehingga belum sampai pada tahap
menanyakan keyakinan.
- Hal-hal selain konsep yang menurut saya penting
Mnurut saya hal yang paling penting
dari sekedar menerapkan konsep adalah tantangan mengajak rekan sejawat lain
untuk bersama-sama dengan satu tujuan dengan menerapkan segitiga restitusi.
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA
No comments:
Post a Comment