Monday, 29 August 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4

PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

Nurlaili Firdausi, S.Pd CGP ANGKATAN V

A.    Kesimpulan

Mengikuti Program guru penggerak merupakan hal yang luar biasa. Program ini membuat saya berefleksi tentang pembelajaran yang sudah saya lakukan selama 11 tahun mengajar dan selama belajar modul ini saya juga melakukan pemenahan-pembenahan pada proses pengajaran di kelas sebagai guru mata pelajaran dan juga sebagai wali kelas tentang pembinaan pada murid. Pemahaman tentang modul 1 yang terdiri dari 4 modul membuat saya paham mengenai apa yang seharusnya saya lakukan sebagai pendidik.

 

Pada modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dari dasar itulah saya sadar bahwa saya sebagai pendidik harus mampu menebalkan perilaku baik anak agar tumbuh budi pekerti, watak dan karakter yang baik.

 

Untuk mengimplementasi tujuan dari pendidikan diperlukan seorang pendidik yang memiliki karakter yang baik yang sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak pada modul 1.2. Karakter seorang guru akan menjadi panutan bagi para peserta didiknya. Suka atau tidak, segala perilaku kita akan mendapatkan sorotan dari peserta didik dan lingkungan sekitar. Guru yang memiliki karakter baik akan mampu menjadi teladan yang baik pula bagi rekanan dan peserta didiknya. Terdapat lima nilai yang harus ada dalam jiwa seorang Guru Penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.

 

Pembelajaran berpihak pada murid membuat kita berefleksi sudahkah kita menerapkan student centred pada pembelajaran kita?ataukah anak kita masih merasa terpaksa dalam belajar?Pada modul 1.3 visi guru penggerak inilah kita mempelajari tentang bagaimana manusia tergerak, bergerak dan menggerakkan. Kita mempelajari mengenai bagaimana kita mampu memunculkan pemikiran kritis siswa melalui ota luhur manusia, kita juga mempelajari tentang teori gunung es mengenai karakter yang bisa muncul karena penanaman pembiasaan baik dan mengenai lingkaran pengaruh tentang bagaimana kita bisa menggerakkan orang di sekitar kita.

 

Untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpihak pada murid sangat penting sekali mewujudkan budaya positif di sekolah sesuai dengan modul 1.4. Setelah mempelajari modul ini saya merasa pembinaan yang saya rasa sudah benar ternyata perlu ditinjau ulang. Sebagai wali kelas, saya sering menghadapi siswa yang melanggar peraturan. Sebelumnya saya sering melaksanakan teori kontrol sebagai teman, karena sesuai pengalaman sebelumnya juga saya sering memarahi dan memberi hukuman terhadap siswa saya. Hasilnya murid tidak merasa bersalah malah dihatinya muncul dendam terhadap saya, akhirnya saya mengubah metode saya dengan melaksanakan teori Kontrol sebagai teman. Akan tetapi hasilnya juga tidak sesuai yang diharapkan karena murid hanya mau mengikuti saran saya, tetapi jika berbeda guru murid akan kembali melanggar aturan.

Setelah saya mempelajari modul ini saya menemukan teori kontrol yang sesuai untuk diterapkan di sekolah yakni teori kontrol manajer dengan penerapan segitiga restitusi. Saya menerapkan keyakinan kelas, teori kontrol dan segitiga restitusi ini pada sebagai wali kelas pada siswa kelas XII MIPA 2 dengan menerapkan kesepakatan kelas yang mereka tulis melalui aplikasi padlet, kemudian jika ada yang tidak sesuai dengan kesepakatan, maka akan saya panggil dan  memberikan mereka pertanyaan-pertanyaan reflektif dan ternyata ini sangat membantu sekali murid mulai sadar terhadap perilakunya yang tidak sesuai dengan kesepakatan kelas dan mencari sendiri solusi terhadap masalah mereka. Dengan harapan ketika mereka kembali ke kelompoknya maka mereka sudah memiliki karakter yang lebih kuat dari sebelumnya.

Sebagai guru mata pelajaran saya juga merasakan hal yang sama. Kegiatan pemberian penghargaan membuat murid hanya memiliki motivasi saat ada hadiah, ketika siswa saya suruh untuk menjawab dengan saya iming-imingi hadiah, maka banyak siswa yang berlomba-lomba menjawab pertanyaan dari saya, tetapi ketika tidak ada hadiah maka banyak siswa yang tidak berusaha untuk mencari jawaban.

Sesuai dengan yang saya pelajari pada modul 1.4, maka dari itu pentingnya memunculkan motivasi intrinsik agar mereka berubah karena dorongan internalnya sendiri. Saya menerapkan segitiga restitusi untuk mencapai tujuan tersebut. Diantaranya adalah terdapat tiga langkah dalam segitiga restitusi yaitu 1)menstabilkan identitas; 2)vaidasi tindakan yang salah; 3)menanyakan keyakinan

Langkah pertama adalah menstabilkan identitas jika anak berbuat salah maka ada kebutuhan dasar mereka yang tidak terpenuhi. Bagian restitusi ini memiliki tujuan merubah oarng yang gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses. Langkah kedua adalah memvalidasi tindakan yang salah. Konsep langkah kedua adalah kita harus memahami kebutuhan dasar anak tersebut. kemudian menanyakan keyakinan yani menghubungkan dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Refleksi Pemahaman modul 1.4

  1. Pemahaman Saya tentang konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu:

-          Disiplin positif :Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya.Jadi, disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan anak untuk melakukan sesuatu tanpa sogokan, ancaman, maupun hukuman.

-          Posisi kontrol : Terdapat lima posisi kontrol yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah, kelia posisi tersebut antara lain penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. Setelah saya mempelajari teori kontrol, posisi manajer adalah yang paing tepat untuk di terapkan di sekolah. Manajer adalah posisi mentor dimana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilahkan murid mempertanggungjawabkan perilaunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Bila kita menginginkan murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu pada restitusi yang menjadikan murid kita sebagai manajer bagi dirinya sendiri

-          Kebutuhan dasar manusia : Kebutuhan Dasar Manusia terbagi atas 5 yaitu; Kebutuhan bertahan hidup (Survival), Cinta dan kasih sayang (Love and belonging), Kebebasan (freedom), kesenangan (fun) dan kekuasaan (power). 

-          Keyakinan Kelas merupakan nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama. keyakinan dapat memotivasi peserta didik karena merupakan kesepakatn yang telah dibuat dan disepakati bersama-sama.

-          Restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembalipada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Melalui restitusi ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang akan memungkinkan murid untuk membuat evaluasi internal tentang apa  dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapat kembali harga dirinya.

 

b.      Perubahan yang terjadi pada cara berpikir Saya dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini

Sebelum saya mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, saya beranggapan bahwa disiplin sangat erat hubungannya dengan tata tertib sekolah peraturan sekolah, dan juga hukuman. Dan saat ini saya mengetahui dengan sangat jelas bahwa hal tersebut sungguh sangat berbeda, sekarang saya lebih mengerti bagaimana cara mendisiplinkan anak dengan tidak memberikan hukuman, sehingga yang kita harapkan adalah terbangunnya motivasi intrisik untuk memperbaiki diri dan efek jangka panjangnya siswa tidak akan mengulangi hal tersebut walaupun tidak ada hukuman.

  1. Pengalaman yang saya alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas sebagai wali kelas

1)      Membuat Kesepakatan dengan Kelas melalui aplikasi Padlet


2)      Pembinaan siswa yang tidak menaati kesepakatan kelas dengan menerapkan segitiga restitusi



  1. Perasaan Saya ketika menerapkan segitiga restitusi

Hal ini merupakan metode baru bagi saya dan murid saya . Pada awal penerapan restitusi ini saya merasa siswa saya lebih fokus pada perbaikan dirinya dan saya lebih fokus kepada pertanyaan pertanyaan untuk perbaikan diri tersebut. Dari sini siswa paham mengapa kita harus membuat kesepakatan untuk menumbuhkan keyakinan kelas dan menerapkannya tidak hanya didalam kelas melainkan di lingkungan masyarakat.

 

  1. Hal-hal baik dan yang perlu diperbaiki terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut

Hal baik yang saya rasakan ketika menerapkan restitusi adalah saya sebagai pendidik semakin meyakini bahwa metode ini memang sangat efektif digunakan untuk menyelesaikan permasalahan siswa khususnya pada siswa SMA, karena akan lebih memperkuat karakter baiknya untuk jangka panjang. Hal yang perlu diperbaiki adalah dukungan dari guru yang lain didalam kelas karena kalau kita sendiri yang melakukan dengan tidak didukung guru yang lain dalam kelas, maka penerapan ini tidak akan terwujud dengan maksimal.

  1. Posisi  yang paling sering dipakai sebelum mempelajari modul

Sebagai wali kelas, saya sering menghadapi siswa yang melanggar peraturan. Sebelumnya saya sering melaksanakan teori kontrol sebagai teman, karena sesuai pengalaman sebelumnya juga saya sering memarahi dan memberi hukuman terhadap siswa saya. Hasilnya murid tidak merasa bersalah malah dihatinya muncul dendam terhadap saya, akhirnya saya mengubah metode saya dengan melaksanakan teori Kontrol sebagai teman. Akan tetapi hasilnya juga tidak sesuai yang diharapkan karena murid hanya mau mengikuti saran saya, tetapi jika berbeda guru murid akan kembali melanggar aturan. Setelah menerapkan metode restitusi, siswa menjadi lebih paham dan tidak melakukan hal yang melanggar kesepakatan bersama.

Sebelum mempelajari modul ini, Penerapan segitiga retsitusi hanya sampai pada penstabilan identitas dan validasi tindakan karena waktu itu saya belum pernah menerapkan kesepakatan kelas sehingga belum sampai pada tahap menanyakan keyakinan.

 

  1. Hal-hal selain konsep yang menurut saya penting

Mnurut saya hal yang paling penting dari sekedar menerapkan konsep adalah tantangan mengajak rekan sejawat lain untuk bersama-sama dengan satu tujuan dengan menerapkan segitiga restitusi.

 




RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA



 

 

 

No comments:

Post a Comment