Karena ada unsur perputaran, maka atraksi itu termasuk dalam gerak
rotasi sehingga satuan-satuannya berbeda dengan gerak lurus biasa. Salah
satunya momen inersia (l), yang didefinisikan sebagi hasil kali massa sebuah partikel (m) dengan kuadrat jarak partikel dari titik poros (r). Jadi, l = m x r2. Satuan kecepatan gerak rotasi adalah kecepatan sudut (w).
Pada gerak rotasi juga ada satuan yang serupa dengan momentum linear (p = m x v), yakni momentum sudut (L).
Momentum sudut ini identik dengan momentum linear, sama dengan hasil
kali momen inersia dengan kecepatan sudut. Hukum kekekalan momentum
sudut berbunyi, jika tidak ada resultan momen gaya luar yang bekerja
pada sistem, maka momentum sudut sistem kekal.
Saat penari merentangkan tangan atau salah satu kakinya, kecepatan sudut
yang ia peroleh rendah. Dengan melipat kedua tangannya atau merapatkan
kakinya, penari itu memperkecil momen inersianya terhadap poros. Karena r mengecil (dengan melipat tangannya), maka l-pun ikut mengecil. Selanjutnya, karena momentum sudutnya konstan, kecepatan sudut w membesar. Maka, sang penaripun berputar lebih cepat.
Untuk jelasnya, mari kita hitung. Misalnya, seorang penari memiliki momen inersia 4,0 kgm2 ketika kedua lengannya terentang (l1) dan 1,2 kgm2 ketika kedua tangannya dirapatkan ke tubuh (l2). Bila saat kedua tangan terentang kecepatan sudutnya 1,8 putaran per-detik (w1), kita bisa menghitung putaran ketika tangannya merapat ke tubuh (w2). Karena L konstan, maka L1 = L2. Dengan mengingat L = l x w dan memasukkan besaran masing-masing diperoleh w2, yakni 6 putaran per-detik.
Nah, lihat ! kecepatan sudutnya meningkat lebih dari tiga kali lipatnya. Jadi, memang harus begitu.
No comments:
Post a Comment